width=

Konflik Kepengurusan PBNU Memanas, Para Kiai Sepuh Serukan Islah

Konflik yang tak segera kunjung selesai menimbulkan keprihatinan yang mendalam sejumlah kiai sepuh di Kediri dan menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik menahan diri sekaligus segera berdamai atau islah.

BERITA JURNAL, KEDIRI - Konflik internal di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memicu dinamika yang meluas, mulai dari perdebatan soal legalitas rapat, penolakan dari jajaran Tanfidziyah, hingga munculnya rencana sidang Majelis Tahkim sebagai forum penyelesaiannya.

Konflik yang tak segera kunjung selesai menimbulkan keprihatinan yang mendalam sejumlah kiai sepuh di Kediri dan menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik menahan diri sekaligus segera berdamai atau islah.

Hal tersebut disampaikan juru bicara Ponpes Lirboyo, Oeing Abdul Muid alias Gus Muid, usai menghadiri pertemuan, Forum Musyawarah Sesepuh Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Mojo, Kediri pada Minggu (30/11/2025).

Menurut Gus Muid, Forum Musyawarah Sesepuh Nahdlatul Ulama yang di hadiri sejumlah tokoh kiai sepuh NU menyikapi permasalahan semakin memanas pasca pemberhentian Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya oleh Syuriah PBNU dari jabatan Ketua Umum.

Dalam pertemuan para kiai sepuh ini, ada sejumlah poin penting yang disampaikan. Salah satunya terkait imbauan untuk berdamai. "Selain itu, para kiai sepuh NU juga meminta mereka yang berkonflik untuk menjaga etika bermedia sosial dan tidak saling mengumbar aib di medsos.

Gus Muid mengemukakan, ada baiknya mereka yang terlibat konflik agar lebih baik fokus pada tugas, kegiatan, dan program di wilayah masing-masing. Selain itu, juga tidak turut terlibat dalam konflik internal yang sedang terjadi di PBNU.

"Poin berikutnya, Forum Sesepuh Nahdlatul Ulama mengimbau warga NU agar memperbanyak taqarrub kepada Allah SWT, seraya memohon agar persoalan yang terjadi di PBNU segera memperoleh kondisi yang terbaik," kata Gus Muid.

Pertemuan Forum Sesepuh Kiai NU ini, diprakarsai oleh KH. Anwar Manshur (Lirboyo) dan KH. Nurul Huda Djazuli (Ploso). Adapun forum ini dihadiri oleh para masyayikh di antaranya KH. Ma'ruf Amin (via Zoom), KH. Said Aqil Siroj (via Zoom).

KH. Abdullah Kafabihi Mahrus (Lirboyo), dan KH. Abdul Hannan Ma’shum (Kwagean). Selain itu, hadir juga KH. Kholil As’ad (Situbondo), KH. Ubaidillah Shodaqoh, KH. dr. Umar Wahid (via Zoom), KH. Abdulloh Ubab Maimoen (via Zoom).

Kontributor : Sukma Ayu
Editor         : Tim Beritajurnal
Next Post Previous Post
  width=