MADIUN, (beritajurnal.id) - Desa Kertobanyon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun terpilih dan resmi mendeklarisikan sebagai Desa Sehat Mata Inklusif, Senin (14/7/2025) dan di buka oleh Kepala Desa Kertobanyon, Slamet Priyanto.
Deklarasi dengan tema "Deteksi Dini Masyarakat Kertobanyon Berorentasi Kesehatan Inklusif (Dimas Kerto Beraksi)" di tandai dengan pengguntingan pita oleh Kepala Desa di Pendopo Desa Kertobanyon, Kecamatan Geger.
Slamet Priyanto, mengatakan Desa Kertobanyon menyambut baik program "Dimas Kerto Beraksi" karena sangat berguna bagi masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan terutama tentang kesehatan mata.
"Dimana program ini merupakan suatu bentuk perhatian Pemerintah Desa (Pemdes) Kertobanyon terhadap kesejahteraan masyarakat," kata Slamet Priyanto.
Menurut Kepala Desa, kesehatan mata sangat perlu segera di perhatikan mengingat gangguan kesehatan mata dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di kalangan remaja dan anak anak usia dini.
"Untuk mensukseskan program ini Pemdes Kertobanyon akan melibatkan seluruh unsur lembaga desa dan kader Posyandu untuk membantu mensukseskan program ini," ujar Kepala Desa Kertobanyon.
"Dan masyarakat tidak perlu takut untuk memeriksakan kesehatan mata pada setiap kegiatan kegiatan kesehatan yang di laksanakan. Mata merupakan organ penting yang harus tetap terjaga kesehatanya," tambahnya.
Di saat yang sama Camat Geger, Puguh Wijayanto menyebutkan pemerintah sangat mendukung program Desa Sehat Mata Inklusif yang di promotori Yayasan Para Mitra Indonesia sebagai komitmen meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mata.
"Dari sekian ratus desa dan kelurahan Kecamatan Geger mendapatkan jatah satu desa yakni, Desa Kertobanyon sebagai desa percontohan. Dan semoga menjadi trigger bagi desa desa yang lain untuk segera mengikuti kegiatan yang sama," tutur Puguh Wijayanto.
Sementara, Anjar Susilowati selaku fasilitator dari Yayasan Para Mitra Indonesia mengungkapkan dasar dari kegiatan Desa Sehat Mata Inklusif berangkat dari banyaknya masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan kesehatan penglihatan mata atau disabilitas netra.
"Sebetulnya ini bukan program baru, kita hanya memperkuat sistem yang sudah ada seperti kegiatan Posyandu ILP dan memberi penguatan atau refresh kepada kader kader dengan memberikan keterampilan khusus," ungkap Anjar Susilowati.
Menurut Anjar, dengan banyaknya desa yang melakukan deklarasi di Kabupaten Madiun menunjukan tingkat kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi. Sinergitas antara masyarakat, kader dan pemerintah sangat mendukung sukses program Desa Sehat Mata Inklusif.
"Tujuan dari program ini mencegah dini dan mengurangi tingkat penderita gangguan kesehatan penglihatan mata dengan sasaran Balita dan Lansia," pungkas Anjar Susilowati.(lem)