Kasus 79 Siswa Keracunan di Ngawi, Menambah Panjang Catatan Hitam Program MBG
| Kembali terjadi, puluhan siswa SD dan SMP di Ngawi mendapatkan perawatan medis karena keracunan setelah menyantap menu MBG. |
Korban berasal dari empat sekolah yakni, SD Negeri 5 Gemarang, SD Negeri 2 Jenggrik, SD Negeti 6 Jenggrik dan SMP Negeri 2 Kedunggalar, dengan total korban mencapai 79 siswa. Hingga hari ini sejumlah siswa masih mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Gemarang.
Para siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari paket MBG yang disediakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar dengan menu nasi lauk telur puyuh yang diduga telah basi.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Ngawi memastikan penanganan terhadap seluruh korban dan mengonfirmasi jumlah siswa terdampak. Petugas kesehatan juga telah mengamankan sampel makanan, termasuk telur puyuh, untuk diuji laboratorium.
"Kita telah melakukan penanganan terhadap siswa yang menjadi korban. Dan telah mengambil sampel makanan untuk uji lab. Ada 79 orang siswa dari tiga sekolah dasar dan SMP,” kata Heri Nur Fahrudin, Kepala Dinas Kesehatan Ngawi.
Menurut Heru, hingga sore hari, Rabu (26/11/2025) jumlah korban terus bertambah mencapai 79 siswa. Jumlah tersebut melonjak dari sebelumnya 46 anak yang sempat menjalani perawatan di puskesmas terdekat. Sementara sebagian lainnya diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.
Diketahui dapur SPPG Desa Kawu selama ini memasok makanan MBG untuk 2.139 siswa di 35 SD dan SMP wilayah Kecamatan Kedunggalar sejak Senin 17 November 2025. Pihak SPPG mengklaim selama ini belum pernah ada masalah dan baru kali ini terjadi problem.
Peristiwa siswa keracunan MBG di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menambah panjang catatan buruk program dari Preseden RI tersebut. Lemahnya pengawasan terutama terkait standar kebersihan, pengolahan, serta waktu distribusi makanan di pertanyakan banyak pihak.
Bahkan, kasus ini memicu kemarahan orang tua murid di Ngawi. Mereka mendesak program MBG dihentikan sementara, mengingat kasus keracunan siswa akibat program MBG bukan kali pertama terjadi.
"Tolong program ini dihentikan biar tidak jadi begini. Besok anak saya tidak boleh makan MBG. Kalau yang lain terserah,” tandas Muntiani, salah satu orang tua siswa yang keracunan MBG
Editor : Tim Beritajurnal


